Apakah Allah Membenciku, Sehingga Wajahku Buruk Rupa?

Apakah Allah Membenciku, Sehingga Wajahku Buruk Rupa?

Baca Juga


Pernah aku membayangkan, bagaimana jika wajahku sangatlah rupawan dan mampu memikat hati banyak orang. Layaknya public figure yang berlalu-lalang di kaca televisi, dimana banyak orang yang akan menoleh dua kali padaku berkat pesona wajahku.

Bukan untuk pamer tentu saja, namun terkadang menjadi sebuah pertanyaan, mengapa mereka yang terlihat rupawan bisa sampai seakan sempurana meskipun tertidur dengan mulut menganga sekalipun? "Apakah mungkin Tuhan tengah tersenyum saat menciptakan mereka?"

Baca juga : Bagaimana Kita Hanya Duduk Diam, Sementara Semua Terus Berlalu, Sadarkah?

"Atau hanya saja nasibku yang mempunyai wajah tak serupawan mereka, serta apakah Allah membenciku?"

Mungkin bagi sebagian orang yang merasa dirinya tak sebegitu cantik atau tampan, ketahuilah terlebih dahulu bahwa rupawan atau sebaliknya sama seperti sehat dan sakit, kaya dan miskin, sukses dan gagal, semua itu adalah rizki dari Allah kepada hamba-hamba-Nya sesuai dengan hikmah, rahmat dan karunia-Nya.

Semua bentuk pemberian Allah tersebut bukan berarti menjadi bukti cinta Allah kepadanya, begitu juga sebaliknya, yaitu; tidak berarti yang tidak diberi menunjukkan bahwa Allah benci dan murka kepadanya. Allah –subhanahu wa ta’ala- berfirman:

( فَأَمَّا الإنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِي * وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِي * كَلا بَل لا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ * وَلا تَحَاضُّونَ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ * وَتَأْكُلُونَ التُّرَاثَ أَكْلا لَمًّا * وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا ) الفجر/15-20 .

Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku”.


Baca juga : Karena Sabar Itu Marah yang Tertunda, Maka Mengalahlah

Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil), dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan”. (QS. Al Fajr: 15-20).

Oleh karenanya, kita patut bersyukur dengan segala apa yang Allah berikan tanpa syarat apapun. Jadi, masihkah kita meragukan apa yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada kita semua? Ingatlah bahwa nikmat Tuhan manakah yang bisa kita dustakan, tidak ada bukan?

Semoga kita menjadi seseorang yang beriman dari hari ke hari dan selalu bersyukur setiap saat.

Related Posts

Apakah Allah Membenciku, Sehingga Wajahku Buruk Rupa?
4/ 5
Oleh